Jakarta, Kota Penuh Intrik?

Jakarta kota yang tidak pernah tidur, sebuah julukan yang benar adanya. Faktanya, kalau kita around at night, sepanjang jalan raya bogor, kramat jati kita akan melihat pemandangan yang mengasyikkan sekaligus menyebalkan. Denyut perekonomian berjalan tanpa henti. Mulai dari pedagan sayur-mayur, ikan asin, ikan tawar dan laut, bumbu-bumbu sampai tukang sampah dan parkir, tak lupa para backing (preman, bo!).

Jika pernah iseng jalan-jalan ke arah kota tua, hayam wuruk atau gajah mada. Area ini menyajikan hiburan malam yang luar biasa ramainya (tentu di dalamnya), tapi bukan berarti disepanjang jalan yang dibelah kali ciliwung ini tidak ada denyut ekonomi, terutama transaksi seks. Maka, tak heran kelompok FPI (Fron Pembela Islam) selalu gerah melihat kegiatan yang berlangsung di wilayah ini.

Kenapa bisa sedemikian hidupnya Jakarta pada malam hari? Tentu selain kebutuhan ekonomis, ada intrik di dalamnya yang juga berperan.

Nah itu malam, bagaimana dengan siang hari? Masya Allah, kita warga Jakarta pasti tahulah seperti apa Jakarta kalau siang hari.

Secara makro kita bisa lihat di gedung parlemen, “intrik” yang dibumbui banyolan, bodoran dan sebagainya. Kita sama-sama tahulah seperti apa mereka mengendalikan negeri ini lewat congor mereka, lewat adu visi dan kita bida lihat dampaknya dimasyarakat.